WiGa,- Setelah melalui berbagai tahapan, akhirnya STIE Widya Gama Lumajang memilih desa Burno, kecamatan Senduro sebagai pilot project ‘WiGa Mengabdi Desa’ yang merupakan realisasi dari desa binaan. Menyusul penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) dan MoA (Memorandum of Agrement) antara dua lembaga kampus dan desa teesebut, Jumat (13/03/2020) di Balai Desa Burno. Penandatanganan MoU dilakukan oleh Ketua STIE Widya Gama Lumajang, Ratna Wijayanti Daniar Paramita SE. MM dan Sutondo sebagai Kepala Desa Burno. Sedangkan MoA ditandatangani antara Jessi Irwanto, S.Pd, MSi sebagai Ketua LPPM dan pengurus BUMDes setempat. Tuirut menyaksikan penandatangan ini, jajaran struktural kampus STIE Widya Gama Lumajang, perangkat desa, unsur BPD dan BUMDes desa Burno, Senduro.
Ketua STIE Widya Gama Lumajang, Ratna Wijayanti Daniar Paramita, SE.MM menjelaskan ‘WiGa Mengabdi Desa’ ini merupakan implementasi nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. ‘’ Khususnya dari sisi pengabdian kepada masyatakat,’’jelasnya serius. Lebih dari itu, lanjut Ratna Wijayanti Daniar Paramita sebagai salah satu bentuk nyata optimalisasi SDM yang ada di kampus ini. ‘’ Berbagai keilmuan yang ada di STIE Widya Gama Lumajang tentunya akan terwujud dalam pilot project tersebut,’’ tambahnya.
Sementara itu, Ketua STIE Widya Gama Lumajang Ratna Wijayanti Daniar Paramita, SE. MM melalui Kepala LPPM STIE Widya Gama Lumajang, Jessi Irwanto, SPd, MSi mengatakan pihaknya berkomitmen akan mengembangkan potensi desa Burno pasca MoA ini. ‘’ Banyak potensi yang ada di desa ini yang bisa menjadi wadah untuk peningkatan taraf perekonomian,’’ katanya di sela-sela penandatangan MoA. Banyak potensi yang sudah masuk dalam radar LPPM STIE Widya Gama Lumajang yang layak untuk dikembangkan lebih lanjut. ‘’ LPPM terus melakukan inventarisir untuk selanjutnya melakukan pengayaan dan pengkajian lebih dalam,’’ tambahnya.
Sementara itu, Kepala Desa Burno, Sutondo menyambut baik penandatanganan MoU dan MoA dengan STIE Widya Gama Lumajang. ‘’ Sudah lama hal-hal semacam ini ditunggu, sampai akhirnya kampus STIE Widya Gama Lumajang meresponnya,’’ ungkapnya dengam mata berkaca-kaca. Lantas Sutondo mengungkapkan, potensi yang ada di desanya sebetulnya tidak kalah dengan desa-desa yang viral karena pengembangan potensi desa yang dikelola dengan baik. ‘’ Tentu desa Burno berkeinginan kuat untuk sama dengan desa lain,’’ tambahnya. Untuk itu, Sutondo berharap pasca penandatangan MoU dan MoA ini akan menjadikan desanya sama dengan desa lainnya. ‘’ Khusunya yang telah berhasil dalam mengelola potensi desa menjadi usaha ekonomi produktif dan kreatif,’’ tandasnya. (Kontributor : M Hudi Setyobakti dan Jessi Irwanto / Editor : Zainul Hidayat)